Info Cantik

Sudahkah Kita Merdeka?

"Merdeka...Merdeka...Merdeka....Dirgahayu HUT Kemerdekaan RI ke-65(17-08-2010) Semoga nasib kita kedepan lebih baik."
Itulah SMS yang saya terima tadi pagi sebelum berangkat mengikuti upacara HUT RI ke-65,begitu mereka mendambakan sebuah perubahan yang lebih baik
Enam puluh lima tahun sudah negeri kita terbebas dari belenggu kolonialisme. Namun kita menyadari, terlebih dalam menghadapi krisis berkepanjangan sekarang ini, ternyata negeri ini belum sepenuhnya merdeka bangsa ini belum merdeka
Bangsa ini masih dibelenggu oleh kekuasan kapitalis, dan dijajah oleh para pengkhianat-pengkhianat bangsa yang mengklaim dirinya nasionalis atau pejuang.
Makna kemerdekaan yang sekarang kita pahami adalah kebebasan kita dari penjajahan bangsa asing menjadi bangsa yang mandiri yang dapat menentukan masa depanya  sendiri. Dahulu kala, para tokoh bangsa mengorbankan jiwa dan raganya agar bangsa ini terbebas dari jeratan penjajahan dari bangsa Belanda dan Jepang, serta sekutu-sekutunya. Darah mereka telah menjadi ‘tumbal’ bagi kebebasan bangsa ini. Bagi mereka harga sebuah kemerdekaan seimbang dengan nyawanya, sehingga lebih baik mati daripada tidak merdeka. Hanya ada dua pilihan pada diri mereka, merdeka atau mati.
Namun kemerdekaan yang telah diperjuangkan dan didapat oleh para pejuang kita, sedikit demi sedikit mulai terkikis, bukan karena datangnya para penjajah, melainkan karena kita memiliki mental yang tidak merdeka. Mental kita telah dibentuk menjadi mental yang selalu menggantungkan diri kepada orang lain, mental yang selalu menyandarkan kepada berbagai kepentingan dan keperluan Mental yang selalu menghalalkan segala cara. Yang lebih ironis, adalah bangsa kita telah tumbuh menjadi bangsa yang memiliki mental penjajah.Hal ini perlahan tapi pasti akan membawa kehancuran
bangsa ini.Bangsa kita belum merdeka : eksploitasi,penindasan dan kekerasan serta pembodohan masih bersarang pada mental bangsa negeri ini.
Kemerdekaan yang telah susah payah dicapai kini tinggal menunggu tanggalnya untuk mencapai keruntuhan, jika mental-mental tersebut masih tetap bersarang pada orang-orang di negara ini.
Seandainya kita dapat bertanya kepada mereka yang telah gugur sebagai kusuma bangsa, maka jawabannya adalah “lillahi ta’ala”, karena Allah. Mereka tidak ingin dikenang, mereka tidak menghendaki penghargaan, mereka tidak menghendaki kekayaan, mereka tidak menginginkan sesuatu apapun. Keingin terdalam mereka adalah ‘bangsa ini merdeka di bawah bendera rahmat  Allah SWT

Share

DiggTwitterFacebookRSS

0 komentar:

Post a Comment

 
Home | Publiser | Gratisan | Intim | Nggosip
Copyright © 2009 POTRET |Designed by Templatemo |Converted to blogger by Template Pow