Ah.....Indahnya cinta, apalagi kalau dilambari nafsu—pasti memabukkan dan membuat kamu lupa diri. Tapi cinta bukan hanya kesenangan, tapi kebersamaan—bahkan termasuk kesedihan dan kebersamaan yang dibagi bersama. “Cinta bukan sekedar kata-kata”, begitu dilantunkan Once vokalis Dewa 19 dulu. Cinta adalah tindakan, perbuatan, komitmen untuk menciptakan kebaikan bersama. Makanya cinta itu dekat dengan konsep keadilan (justice) dan kesamaan (equality).
Tapi tidak semua lagu-lagu pop yang kamu dengarkan memberikan ajaran Cinta dengan baik. Lagu penuh pujaan memang mewakili rasa senang seorang mahasiswa dan meyakinkan bahwa mencari pasangan hidup (pacaran) adalah kegiatan yang paling penting. Sinetron juga demikian. Ada ajaran penting yang ada dalam sinetron. Ada dya kemungkinan bagi seorang remaja (dalam kisah sinetron) apabila ia tertolak cintanya: (1) ia menangis/cengeng atau pasrah dan berdoa pada Tuhan; (2) ia agresif jahat dan melakukan segala cara agar tujuannya terpenuhi (biasanya dikisahkan dengan melakukan tindakan-tindakan licik baik oleh dirinya sendiri maupun meminjam orang lain, hingga menggunakan bantuan “setan”—sebagaimana digambarkan dalam kisah sinetron “gaib-gaiban”.
Kedua hal itulah yang kemudian diikuti oleh masyarakat kita dalam bertindak untuk memaknai hidupnya dan hubungannya dengan orang lain. Ajaran picik dari sinetron itu turut bertanggungjawab untuk melemahkan dan merusak mental masyarakat, terutama juga kamu sebagai mahasiswa. Kemudian, makna cinta palsu lah yang banyak dipahami dan dilakukan oleh masyarakat kita.
Kalau kamu pacaran, tetapi kamu masih punya pikiran jernih akan apa yang terjadi dan kamu juga masih banyak meluangkan waktu untuk berperan dalam gerakan, maka kamu memang tidak sepicik teman-teman kamu yang waktunya habis-habisan di habiskan untuk pacaran dan bersenang-senang. Apalagi jika kalian berdua (kamu dan pacar kamu) sama-sama berperan dalam gerakan sosial-politik untuk perubahan, itu akan lebih bagus. Kalian nantinya akan menikah, membangun keluarga berdasarkan pengetahuan dan peran sosial di masyarakat, menghidupi keluarga tetapi juga masih punya tindakan bagi perjuangan untuk perubahan demi keadilan yang kini sedang dibangun oleh berbagai gerakan di berbagai negara—Wah, keluarga semacam itulah yang merupakan keluarga produktif! Kamu dan pacar/istrimu pun akan melahirkan anak-anak dan cucu-cucu yang diwarisi dengan cita-cita mulia, pengetahuan, keberanian, dan keterlibatan dalam perjuangan melawan penindasan.
Maka, dapat disimpulkan bahwa selama masih terjadi penindasan di masyarakat, Cinta Sejati yang paling agung adalah berhubungan dengan banyak orang dan membangun tindakan kolektif (kebersamaan) untuk membicarakan perubahan bagi masa depan umat manusia. Dalam sebuah situasi kehidupan yang dipenuhi kontradiksi, Cinta sejati nampak dalam perlawanan yang tegas dan berani terhadap keangkara-murkaan yang ada di depan kita.
Maka, sebagaimana dikatakan oleh Che Guevara, “tingkat tertinggi dari cinta adalah perlawanan (revolusi)”. Hal itu senada dengan pandangan seorang filsuf pendidikan dari Brazilia, Pailo Freire, yang pernah mengatakan:[4]
“Saya akui bahwa saya tidak percaya pada revolusi yang mengingkari adanya cinta, yang meletakkan isu cinta dalam tanda kurung. Dalam hal ini, saya termasuk “Guevarian”, Che Guevarian. Cinta dan revolusi itu berjalan bersama. Sensualisme itu berisi tubuh dan dibuat secara eksplisit oleh tubuh, sekalipun terkait dengan kemampuan kognitif. Akan terasa absurd jika kita memisahkan antara usaha yang teliti untuk mengetahui dunia dan keinginan untuk mengetahui. Saya tertarik bukan hanya pada dunia, tetapi pada proses mempelajari dunia secara sungguh-sungguh”.
—(Pauol Freire)—
Vario vs Karisma di Sumberayu
-
Kecelakaan lalu lintas 1/1/2018 17.30 di Jalan Raya Sumberayu, tepatnya di
Dusun. Sumberayu, RT. 03 RW 08 Desa Sumberberas Muncar, Banyuwangi. Insiden
ters...
2 komentar:
something stupid is being in love, but when it's coming everything's nothing real
salam hangat!
pembahasan yang bagus
Post a Comment